Praktik Jual Beli Akun TikTok
Semakin banyak tindakan peretasan terhadap akun media sosial yang kemudian di jual kembali dengan harga sangat tinggi. Hal ini juga dialami media sosial seperti TikTok dan Twitter, sehingga membuat berbagai pihak terkait mengambil tindakan tegas dengan melakukan penghapusan permanen terhadap akun-akun hasil peretasan. Seperti akun TikTok jualan banyak di retas oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Terdapat komunitas yang terlibat dalam praktik melanggar aturan tersebut bernama OGUsers yang memperdagangkan nama pengguna. Nama pengguna di jual seharga puluhan ribu dollar biasanya merupakan kata-kata pendek karena langka, seperti @drink. Berbagai perusahaan media sosial seperti Instagram yang juga di miliki oleh Facebook menyatakan memiliki aturan yang melarang penjualan akun seperti itu.
Terlibatnya Aparat Hukum Dalam Kasus Ini
Facebook menjelaskan bahwa phishing dan SIM swap (yang mana peretas mendapatkan akses ke telepon untuk masuk ke akun yang terkait) merupakan cara populer untuk mencuri nama pengguna di Instagram. Mereka melihat adanya peningkatan tindakan berupa laporan tidak benar tentang kasus pelecehan dan pemerasan yang membutuhkan tanggapan aparat polisi untuk merespons suatu alamat.
Facebook bekerja sama dengan penegak hukum menyatakan kebanyakan pihak yang terlibat dalam praktik ini adalah anak di bawah umur. Akun yang di nonaktifkan termasuk akun swappers, yaitu memindahkan nama pengguna ke akun Instagram yang baru serta perantara yang mengawasi transaksi antara penjual dan pembeli, dan mengambil potongan uang yang biasanya dalam bentuk bitcoin.
Twitter secara permanen menangguhkan sejumlah akun yang berasal dari jaringan OGUsers, mengacu pada kebijakan tentang manipulasi spam dan platform. Juru bicara Twitter menambahkan bahwa penyelidikan dilakukan bersama-sama dengan pihak Facebook. Juru bicara TikTok juga mengatakan bahwa mereka baru-baru ini membatalkan beberapa nama pengguna yang di daftarkan oleh OGUsers. Dengan maksud menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.